Kemudian aku pergi ke kebun sambil tersenyum lebar. Aku lapar. Aku melihat pohon apel yang besar di kebun dan berlari menuju pohon itu untuk makan apel.
Bagiku untuk menikmati hidup tidaklah hanya tertawa, melainkan juga menangis itulah cara menikmati hidup. Kesenangan dan kesedihan sebenarnya sudah satu paket yang saling melekat. Tidak terpisahkan apalagi tergantikan. Hanya menunggu waktu tiba untuk rasa itu hadir. Tetapi entah bagaimana sekarang menangis adalah peristiwa yang langka di hidupku. Tidak ada rasa yang mendalam, tidak ada rasa yang mendominasi, tidak ada rasa yang spesial. Tersenyum pun seperti terpaksa, tidak ada unsur nyawa di dalam tawa. Melainkan mati rasa yang ada. Perlahan aku mencari kesedihan yang ada di sekitarku. Dengan caraku mungkin bisa menemukan di daerah pekarangan rumah atau menemukan di depan mata. Mustahil bila mencari sesuatu tetapi sesuatu itu tidak terbayang oleh pikiran.
“Aku kan punya ilmu kebatinan,” Lia tertawa jenaka.” Bisa menebak apapun yang kamu masak di setiap hari minggu.”
Ketika penduduk desa melihat bahwa tidak ada serigala, mereka bergumam tentang bagaimana bocah itu membuang waktu mereka.
Ia mengubah semua benda di rumahnya menjadi batu. Bahkan ia juga mengubah hewan peliharaan orang tuanya menjadi batu.
“Soal sekolah dan biaya apapun, kamu ngga’ usah khawatir biar saya yang menanggungnya.” lanjut Papa Riska.
Kancil kemudian menyuruh buaya tersebut untuk memanggil teman-temannya yang lain, agar mereka juga mendapatkan daging segar tersebut.
Di tengah perjalanan Hati dan Ima melihat rumah yang hampir sama seperti raga, mungkin lebih parah dari raga. Rumah itu mempunyai tembok tetapi seperempatnya sudah hancur.
Tim melakukan serangkaian peregangan dan Gerakan untuk membuat tubuhnya lebih lentur dan Benny menirunya.
Legenda tentang Laila dan Solara tetap hidup, mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga alam dan menjalani hidup dengan cinta dan kebijaksanaan. Laila tetap menjadi penjaga alam yang penuh cinta, dan Kumpulan Cerpen Fiksi Solara terbang bebas di langit, memberikan perlindungan pada pulau yang indah itu.
Suatu pagi, ketika Si Kancil sedang mencari makanan, ia melihat sekelompok harimau besar sedang tidur di bawah pohon besar. Si Kancil ingin melewati mereka tanpa ketahuan. Dengan cerdik, ia meraih seikat daun besar dan meletakkannya di antara ekornya.
Yang dia maksudkan adalah satu cerpen berlatar Caraquy, kota kecil di tepi laut di Filipina yang jarang disebut orang dan mungkin jarang muncul di peta.
Hasil karangan ini sepenuhnya fiktif, jadi bukan kenyataan yang benar-benar terjadi. Cerita fiksi juga bisa terinspirasi dari kisah nyata, namun tetap mengandung unsur khayalan yang cenderung fenomenal.
Di hadapannya terhampar sebuah hutan yang sunyi. Ia ragu untuk melangkah masuk ke dalam kerimbunan pepohonan yang kian layu. Suara angin yang berdentum-dentum menambah ketegangan di udara. Tak ada jejak binatang atau tanda kehidupan lainnya. Ia merasakan ada seseorang » Baca lanjutan ceritanya...
Comments on “Top Kumpulan Cerpen Fiksi Secrets”